Nama : Muhammad Reza Palepia

NPM  :  39411040

Kelas  : 4ID03

REFERENSI SKRIPSI : MARISKA EKA SETIADI (A07498208)

JUDUL : “Analisis Efisiensi Dan Produktivitas Pasca Penerapan ISO 9002 (Studi Kasus pada PT Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills, Surabaya)”

Tahun: 2002

RANGKUMAN

          Peningkatan efisiensi dan produktivitas untuk menghadapi perdagangan bebas hanya dapat dicapai oleh perusahaan dengan membangun manajemen yang efektif dan terpadau. Salah satunya adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu internasional atau disebut ISO 9000 yang didalamnya terdapat sistem mutu ISO 9002 yang merupakan model sistem jaminan mutu dalam produksi dan instalasi. Salah satu perusahaan yang telah mendapat sertifikat ISO 9002 adalah PT. Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills (PT. ISM BFM).

      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jalannya sistem penerapan manajemen mutu ISO 9002 di perusahaan, mengetahui perubahan tingkat efisiensi dan produktivitas proses produksi perusahaan antara sebelum dan setelah penerapan ISO 9002 serta mengetahui kinerja perusahaan setelah penerapan ISO 9002.

         Penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) pada PT. ISM BFM, Surabaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder mengenai produksi perusahaan pada periode setelah penerapan ISO 9002 (2000-2001) merupakan data saat perusahaan berproduksi pada kondisi perekonomian bangsa dalam masa perbaikan dan krisis ekonomi pada tahun 1997 hingga 1998 yang melanda Indonesia. Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif, analisis efisiensi teknis dan ekonomis serta analisis produktivitas dengan menggunakan model The American Productivity Center. Pengukuran efisiensi ekonomis dalam penelitian ni berdasarkan nilai mata uang yang digunakan PT. ISM BFM, Surabaya ketika melakukan transaksi, yaitu dalam rupiah dan dollar Amerika.

      Hasil analisis dcskriptifmengenai pcnerapan mutu ISO 9002 di PT ISM BFM, Surabaya, penerapan ISO 9002 telah meningkakan kemampuan perusahaan untuk menjual by poduct di pasar intenasional, kualitas produk lebih baik dan kesadaranmpentingnya mutu dikatangan karyawan menjadi lebih tinggi. Sedangkan dari analisis efisiensi teknis diperoleh eksiraksi tepung terigu setelah penerapan ISO 9002 meningkat dan 72,18 persen menjadi 73.14 persen. Untuk mentapai jam efektif kerja mesin juga meningica: dan 89,01 persen menjadi 90,38 persen.

         Analisis biaya peoduksi menunjukkan bahwa adanya inefisiensi ekonomis biaya tetap produksi, biaya bahan bakar dan listrik serta biaya konsumsi air bersi biaya-biaya ini meningkat sebesar lebih dari 100 persen untuk biaya tetap produksl dan biaya bahan bakar dan listnik sarta meningikat lebih dari 84,82 persen untuk biaya konsumsi air, sedangkan jumlah output menurun sebesar 5,34 persan.

        Bandasarkan analisis titik impas untuk produk tepung terigu, tepung industry dan bran meningkat yang menunjukkan bahwa tingkat produkal perusahaan agar tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh laba meningkat. Sedangkan analisis Marginal Income Ratio menunjukkan adanya penurunan nilai MIR bagi tepung tenigu dan tepung industri, sedangkan bagi pellet, pollard dan bran mengalami peningikatan. Penurunan MIR tersebut menunjukkan bahwa setelah penerapan ISO 9002 kemapuan perusahaan untuk memperoleh Iaba dan menutup bìaya tetapnya dari hasil produksi tepung teeigu dan tepung industri mengalami penurunan, karena bagian biaya untuk menutup biaya variabelnya mengalami peningkatan.

      Anailsis Margin of Safety menunjukkan adanya penurunan nilai MOS untuk tepung terigu dan tepung industri antera periode sebelum dan setelah penerapan ISO 9002. Penurunan nilai MOS ini disebabkan oleh turunnya jumlah output tepung terigu dan tepung industri sedangkan titik impesnya meningkat dari peniode sebelum penerapan hingga setelah penerapan ISO 9002. Sedangkan dihiat dari hasil analisis profitabilitas maka nilai kemampuan Iaba setelah penerapan ISO 9002 dari pengolahan tepung terigu menurun sebesar 3,39 persan dan tepung industri menurun sebesar 0,01 persan. Penurunan nilai profitabiilas kedua produk tersebut dikarenakan munrunnya nilai MIR dan MOS pada produk tepung terigu dan tepung industri.

       Selama perioda sebelum dan setelah penerapan ISO 9002, PT ISM BFM. Surabaya mengatami penurunan produkiivitas tanaga kerja sebesar 30,422 perten dan energi sebesar 10,331 persen, namun peningkatan poduktlvitas material sebesar 1,716 pescn dan poduktivltas modal sebcsar 37,443 persen. maka dihasilkan produktivitas total dan PT ISM HFM, Surabaya pada periode setelah  penerapan ISO 9002 juga meningkat sebesar 44,66 peisen.

        Berdasarkan peningkatan produktívitas material dan modal maka harga-harga material dan pensutan modal meningkat dcngan Lndeks petbailcan harga material sebesar 0,767 dan indeks perbaikan harga modal sebesar 0,571. Adanya kenaikan tingkat harga yang ditunjukkan oleh indeks perbaikan barga tersebut mengakibetkan penurunan profitabilitas sebesar 21,975 persan untuk material dan scbesar 21,529 persen untuk modal dalem periode secara penerapan ISO 9002.

       Kinerja perusahaan PT ISM BFM. Surabaya pada periode setelah pcnerapan ISO 9002 relatif kurang baik dan menurun jika dibandingkan dengan kinerja perusahaan sebelum penerapan ISO 9002. Hal ini dapat dilihat dari titik impas penjualan tepung terigu sebagai produk utamanya yang meningkat semeatara output tepung tenigu menurun secara dari nilai MIR, nilai MOS dan nilai profitabilitas dari pengolahan tepung terigu menurun. Selain itu juga dilihat darid produktivitas tenaga kerja dan penggunaan energi yang dicapai oleh perusabaan, maka kinerja perusahaan menurun.

Sumber : http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/19257/A02mes.pdf?sequence=2